JAKARTA- Pemimpin Indonesia mendatang harus memenuhi empat criteria dasar yakni, Visi, Misi, dan Wawasan yang luas, mampu menggartikulasi kepentingan rakyat, memiliki track Record kepemimpinan yang jelas, dan memiliki moral yang baik.”Apabila kesemua unsure tersebut terpenuhi, akan menjadi sebuah kepemimpinan yang kompak.
Ini tidak lebih dikarenakan karena para pemilih sudah jauh lebih pintar memandang calon pemimpinan ketinbang zaman orde yang dulu-dulu. Oleh karena itu, di harapkan pada pemilu ini benar-benar akan terjadi sebuah pertarungan yang menonjolkan semangat membangun bangsa, tidak lagi hanya berpatokan pada kepentingan pribadi.
Oleh karena itu pada pemilu sekarang tidak lagi mencetak politikus yang hanya mementingkan masalah pribadi, namun menelurkan negarawan, yang menjadikan dirinya sebagai pelayan bangsanya.
Sehingga pemilu sekarang diharapkan mampu menelurkan orang-orang berkualitas yang berpihak pada masyarakat. Selain itu pada pesta demokrasi ini diharapkan menjadi muara penyelesaian masalah bangsa dengan membuat cetak biru pembangunan Indonesia kearah yang lebih baik.
Kalo ditelaah dari beberapa calon kandidat presiden, memang dealam era demokrasi ini, sungguh sangat mendapat tempat dihati masyarakat. Baik tiu dari kalangan mana saja. Muda, tua, militer, sipil, dan lain-lain. Tapi janganlah itu merupakan suatu penghambat dalam menuju era demokrasi ini.suiapa saja dia, kalolah berkompeten pastilah ada yang mendukung, jadi tidak menutut kemungkinan siapa saja yang menjadi orang nomor satu di republic ini. Mari kita sambut pesta demokrasi ini dengan antusias yang tinggi demi menyongsong Indonesia yang lebih maju dan demokrasi. Kita tunggu saj._irvan-jurnalistik 2005110140.
Jakarta,09/04 Itu jeritan dan kegundahan hati Patonah (Endah Lestari),ia perempuan betawi yang bersahaja dan lugu.yang sedang jatuh cinta pada seorang pemuda desanya Mat Sani (Aryo Supeno) yang kesehariannya berkerja sebagai petani.namanya anak kampung yang tak bisa mengingkari / yang masih memegang teguh pemikiran tradisional ini, takluk pada kehendak ayahnya , Babe Jawis ( Ipan Nudin ), agar menikah dengan lelaki pilihan Babenya.
Pada suatu ketika sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta ini Mat Sani dan Patonah kabur dari rumah masing-masing.tiba-tiba pas diperjalanan “ patonah “ diculik sama Bagondal-Bagondal anak buah dari “Tante Dobar” yang kerjaannya ngejual anak perawan ,sehingga terjadilah perkelahian yang tidak berimbang dan maha dahsyat antara Mat sani dan bagundal. Dan akhirnya Mat Sani babak belur ,terus dia menemuin teman lamanya buat minta bantuan “Arya Cisse” bencong kelas Wahid yang mempunyai kelebihan dalam merayu musuh.
Ini kisah dalam pertunjukan Ulang Tahun Teater Seni ketujuh SMA 50 oleh Anak-anak teater Semu SMA 50 Jakarta Timur ( Semu) Production pada 09 april di Gedung Kesenian Taman Ismail Marzuki Jakarta.sebuah kolaborasi gerak, tari, dan lagu yang bernuansa etnis betawi yang mengadopsi lagu –lagu lawas dari almarhum Benjamin soeb, seperti Hujan gerimis,disiniaje ,Punye siape dan lain-lain.dalam pementasan tersebut diperkuat oleh sejumlah Anak-Anak remaja yang berbakat darri SMA 50 dan Alumni SMA 50 seperti,Endah Rabitul Jannah,Ipan nurdin ,Aryo supeno yang selalu menjadi langganan pemeran dalam setiap pementasan teater SMA 50.
Tema yang dipilih oleh Semu 50 Production sangat Etnick (Betawi),sebuah kisah tentang pemikiran teguh bernuansa tradisional yang masa kini masih menjadi momok bagi sebagian masyarakat kita,mempunyai anak perempuan sebagian masyarakat yang masih kurang memehami tentang ilmu pengatahuan dan informasi lebih baik cepat dinikahkan dengan mencari jodohnya dengan tanpa memikirkan kedepannya mengutamakan pendidikannya.pendidikan sesuatu yang sangat mustahil bagi perempuan karna nantinya akan menjadi ibu rumah tangga juga.menikahkan dengan orang yang mapan dan punya harta benda yang belimpah adalah suatu jalan yang baik bagi sebagian
orang tua yang kurang mencap pendidikan.Menurut Sinar Hadi , Sutradara dan penulis petunjukan ,Ini tema yang menarik “Anak-Anak zaman sekarang masih kurang tahu akan pentingnya menjalani pendidikan setinggi-tingginya dan masih melakukan hal yang tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman saat ini”.
Eksplorasi cerita antara Tradisional dan Modern menjadi mudah tergali.dengan mengangkat cerita yang bernuansa etnic ini ,agar mudah dipahami dan bersinergi dengan penonton,yang juga natinya merupakan suatu kisah cinta yang abadi hingga akhir masa,walaupun agak berbanding kontras dengan tujuan tema yang sesungguhnya/realita yang nyata saat ini.pertunjukan ini sendiri lebih memadukan pada Entertainment, yakni lelucon segar yang mengundang tawa , gerak tari dan musik Etnick ala betawi yang asik diikuti.sayangnya,dari awal-awal pementasan Mat Sani dan Patonah kurang terlalu mendominasi. Maka, pada sesi kedua, cerita terasa melompat dari dilemma dan tujuaan yang ingin disamapaikan dalam pementasan tersebut.selain itu ,pemikiran yang bodoh dari orang tua si Patonah dan Mat sani dan sisi latar belakangnya tak tergarap dengan mendalam.terkesan penulis naskah ini begitu ingin membagi dua sisi cerita yang kontradiksi,kisah cinta abadi dan masa kini.
Drama teater ini merupakan kolaborasi Sinar Hadi,Guru extra kurikuler di SMA 50 dengan Rohyan Amadi (sutradara) dan Epri Toewaon Mahasiswa IKJ,dan koreografi serta artistic digarap secara bersamaan oleh Anak-Anak teater yang tergabung dalam teater Semu 50.”keselarasan dalam pementasan baik dalam tarian dan dialog yang ditampilkan secara utuh yang dibarengin dengan musik etnik suatu makna yang tersirap dengan mendalam” kata Rohyan,yang membantu Sinar Hadi dalam penyutradaraan.ini merupakan pementasan yang terbaik dari sekian banyaknya pementasan yang dilakukan Anak –anak remaja yang tergabung dalam Teater Semu SMA 50,yang didirikan Sinar Hadi dalam pendidikan Extrakurikuler SMA 50.tema yang segar,tegang dan lucu ini dengan kedinamisan tarian,serta musikalisai dominant etnik Betawi yang mampu menarik perhatian penonton yang berada didalam gedung Taman Ismail Marzuki.
Meriahnya pementasan teater ulang tahun ketujuh Teater Semu SMA 50 ini,tampaknya karena keterlibatan para Alumni SMA 50 seperti Rohyan Ahmadi dan lain-lain yang mendalami pendidikan teater di IKJ yang ikut dalam penulisan naskah.yang lebih menhidupkan cerita dari pergaulan etnik sebagai Anak Jakarta.dan yang selalu mengexploitasi tingkat pendidikan dan pergaulan dari zaman ke zaman.yang nota benenya lebih pada realita kehidupan masyarakat nusantara keseluruhannya.Irvan 2005110140